Kamis, 25 November 2010

Guru Sumber Inspirasi (Renungan Memperingati Hari Guru Nasional 2010)

Tulisan ini berdasarkan artikel yang berjudul "Guru Sumber Inspirasi" yang ditayangkan di Kolom Guru pada website Nurul Fikri ditulis oleh Suhartono, S. Pd

 Tulisan ini saya awali dengan menampilkan tulisan utuh dari Prof. Dr. Rhenald Kasali berikut.

Guru Inspiratif - Contributed by Rhenald Kasali

Dalam hidup ini kita mengenal dua jenis guru, guru kurikulum dan guru inspiratif. Yang pertama amat patuh kepada kurikulum dan merasa berdosa bila tidak bisa mentransfer semua isi buku yang ditugaskan. Ia mengajarkan sesuatu yang standar (habitual thinking). Guru kurikulum mewakili 99 persen guru yang saya temui. Jumlah guru inspiratif amat terbatas, kurang dari 1 persen. Ia bukan guru yang mengejar kurikulum, tetapi mengajak murid-muridnya berpikir kreatif (maximum thinking). Ia mengajak murid-muridnya melihat sesuatu dari luar (thinking out of box), mengubahnya di dalam, lalu membawa kembali keluar, ke masyarakat luas. Jika guru kurikulum melahirkan manajer-manajer andal, guru inspiratif melahirkan pemimpin-pembaru yang berani menghancurkan aneka kebiasaan lama.
Dunia memerlukan keduanya, seperti kita memadukan validitas internal (dijaga oleh guru kurikulum) dengan validitas eksternal (yang dikuasai guru inspiratif) dalam penjelajahan ilmu pengetahuan. Sayang, sistem sekolah kita hanya memberi tempat bagi guru kurikulum. Keberadaan guru inspiratif akan amat menentukan berapa lama suatu bangsa mampu keluar dari krisis. Semakin dibatasi, akan semakin lama dan semakin sulit suatu bangsa keluar dari kegelapan.
"Freedom Writers" Karya-karya pembaruan, baik temuan spektakuler keilmuan, produk komersial, maupun gerakan sosial, akan tampak di masyarakat. Namun tak dapat dimungkiri, semua itu berawal dari sekolah. Dari tangan dan pikiran guru-guru inspiratif yang gelisah dan melihat perlunya kreativitas. Ia memperbaiki hal-hal yang dipercaya banyak orang tidak bisa diperbaiki dan menghubungkan hal-hal yang tidak terhubung (connecting the unconnected)
Kisah dan karya guru inspiratif antara lain dapat dilihat pada Erin Gruwell, perempuan guru yang ditempatkan di sebuah kelas "bodoh", yang murid-muridnya sering terlibat kekerasan antar geng. Berbeda dengan kelas sebelah yang merupakan kumpulan honors students, yang memiliki DNA pintar dan disiplin. Di honors class yang dibutuhkan adalah guru kurikulum. Erin Gruwell memulai dengan segala kesulitan. Selain katanya "bodoh" dan tidak disiplin, mereka banyak melawan, saling melecehkan, temperamental, dan selalu rusuh. Di pinggang anak-anak SMA ini hanya ada pistol atau kokain. Di luar sekolah mereka saling mengancam dan membunuh. Itu adalah kelas buangan. Bagi para guru kurikulum, anak-anak supernakal tak boleh disekolahkan bersama distinguished scholars. Tetapi Erin Gruwell tak putus asa, ia membuat "kurikulum" sendiri yang bukan berisi aneka ajaran pengetahuan biasa (hard skill), tetapi pengetahuan hidup.

Ia mulai dengan sebuah permainan (line games) dengan menarik sebuah garis merah di lantai, membagi mereka dalam dua kelompok kiri dan kanan. Kalau menjawab "ya" mereka harus mendekati garis. Dimulai dengan beberapa pertanyaan ringan, dari album musik kesayangan, sampai keanggotaan geng, kepemilikan narkoba, dan pernah dipenjara atau ada teman yang mati akibat kekerasan antar geng. Line games menyatukan anak-anak nakal yang tiba-tiba melihat bahwa mereka senasib. Sama-sama waswas, hidup penuh ancaman, curiga kepada kelompok lain dan tak punya masa depan.
Mereka mulai bisa lebih relaks terhadap guru dan teman- temannya serta sepakat saling memperbarui hubungan.
Setelah berdamai, guru inspiratif membagikan buku, mulai dari biografi Anne Frank yang menjadi korban kejahatan Nazi sampai buku harian. Anak-anak diminta menulis kisah hidupnya, apa saja. Mereka menulis bebas. Tulisan mereka disatukan, dan diberi judul Freedom Writers. Murid-murid berubah, hidup mereka menjadi lebih baik dan banyak yang menjadi pelaku perubahan di masyarakat. Kisah guru inspiratif dan perubahan yang dialami anak-anak ini didokumentasikan dalam film Freedom Writers yang dibintangi Hilary Swank. Keluar dari belenggu Apa yang
dilakukan Erin Gruwell sebenarnya tidak hanya terbatas pada dunia pendidikan dasar, tetapi juga pada pendidikan tinggi. Namun, entah mengapa belakangan ini dunia pendidikan kita kian mengisolasi diri dari dunia luar dan hanya ingin
menghasilkan lulusan yang terbelenggu kurikulum. Yang disebut dosen teladan adalah dosen yang patuh mengikuti kurikulum, menulis karya ilmiah di jurnal-jurnal tertentu yang sudah ditentukan, meski pembacanya belum tentu memadai, dan rajin mengisi daftar absensi.
Dengarlah protes Kazuo Murakami PhD, pemenang penghargaan Max Planck (1990) yang menulis buku Tuhan dalam Gen Kita: The Devine Message of The DNA (2007). Ia terpaksa hijrah ke AS saat menyaksikan dominasi guru-guru kurikulum di Jepang membangun benteng hierarki. Universitas, katanya, telah menjadi menara gading yang tak peduli dengan apa yang terjadi di luar. Meski belum menonjol di masyarakat, peran guru-guru inspiratif ini amat dibutuhkan. Terlebih anggaran pendidikan kita masih terbatas dan lulusannya banyak yang tidak bisa bekerja sesuai dengan bidang studi yang ditempuhnya. Kita tidak bisa mendiamkan lahirnya generasi yang patuh kurikulum, pintar secara akademis, tahu kebenaran internal, tetapi kurang kreatif mendulang kesempatan dan buta kebenaran eksternal. Ada dua masalah yang harus direnungkan.

Pertama, guru kurikulum hanya membentuk kompetensi (student's ability), hanya membentuk beberapa orang, untuk kepentingan orang itu sendiri. Guru inspiratif membentuk bukan hanya satu atau sekelompok orang, tetapi ribuan orang. Satu orang yang terinspirasi menginspirasi lainnya sehingga sering terucap kalimat "Aku ingin jadi seperti dia” atau ” Aku bisa lebih hebat lagi.”
Kedua, ketidakmampuan para pendidik merespons aneka tekanan eksternal dapat membuat mereka membentengi diri secara berlebihan dengan mengunci kurikulum secara sakral. Tiap upaya yang dilakukan para guru kreatif untuk meremajakannya dianggap ancaman, bahkan sebagai perbuatan tidak bermoral. Masih teringat jelas, kejadian yang menimpa seorang guru inspiratif yang saya kenal. Pada tahun 2005 ia menerima penghargaan dari Yayasan Pengembangan Kreativitas atas karya-karyanya di bidang pendidikan. Saat itu, penghargaan serupa dalam setiap bidang juga diberikan kepada Helmi Yahya, Jaya Suprana, Bang Yos, dan Guruh Soekarno Putra. Akan tetapi, tak banyak yang tahu hari-hari itu ia baru saja menerima ancaman pemecatan karena dianggap melanggar "kurikulum". Kesalahannya adalah telah memperbarui metode pengajaran agar murid-murid menjadi lebih artikulatif. Murid senang, tidak berarti guru-guru lain senang. Mereka merasa terganggu oleh penyajian di luar kurikulum dan mereka menuntut agar guru ini ditarik. Semester berikutnya nama dia dicoret dari daftar pengajar. Karier guru besarnya pun dipersulit oleh guru-guru kurikulum yang menggunakan kaca pembesar menguji kebenaran internal.
Kata Jagdish N Sheth, mereka dapat menjadi arogan, terperangkap dengan kompetensi masa lalu, ingin hidupnya nyaman, dan membangun batas-batas kekuasaan teritorial. Perilaku internal itu adalah belenggu inertia, yang disebutnya destructive habits. Mereka menggunakan mikroskop untuk memperbesar hal-hal kecil yang tidak
dimiliki. Sudah saatnya benteng inertia seperti ini dihapus dengan "memanusiawikan" kurikulum dan memberi ruang lebih memadai bagi guru-guru kreatif.
(Sumber : http://migas-indonesia.net , diunduh 13 Agustus 2009)
Pertanyaan selanjutnya yang menjadi relevan adalah bagaimana menjadi guru yang inspiratif (how to create inspiring teacher)? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, halaman 423 tertera bahwa inspirasi adalah ilham. Sementara ilham merupakan “1. Petunjuk Tuhan yang timbul di hati, 2. Pikiran (angan-angan) yang timbul dari hati, 3. sesuatu yang menggerakkan hati untuk mencipta.” Guru inspiratif mencerminkan kemampuan guru dalam menggerakkan hati dan potensi peserta didik untuk sesuatu yang bermanfaat buat kehidupan dirinya dan orang lain. Dalam tulisan Rhenald dicontohkan Erin Gruwell dalam film Freedom Writers yang juga pernah saya lihat. Dalam perspektif yang mendunia, contoh guru ideal yang menginspirasi anak manusia dunia adalah Nabi Muhammad Saw. Lebih dari 1,5 Miliar manusia beragama muslim karena sifat Rasul yang sudah praksis : STAF (Shiddiq=integritas, kejujuran, Tabligh=komunikatif, Amanah=dapat dipercaya, memegang teguh nilai, dan Fathonah=cerdas).
Beberapa pemikiran ini dapat dilakukan agar guru menjadi inspiratif bagi peserta didiknya.

1.     Menjaga komitmen untuk terus memberikan spirit kreatif-inspiratif kepada siswa
Pesan ini ditulis oleh Ngainun Naim penulis buku Menjadi Guru Inspiratif yang terbit April 2009. Guru inspiratif itu bukan sesuatu yang given. Ia adalah proses. Tidak muncul begitu saja. Ketika menjadi guru, langsung menjadi inspirasi. Jelas tidak semudah itu. Sebab, institusi pendidikan “pencetak” guru pun tak pernah membekali kemampuan seperti itu. Oleh sebab itu, guru inspiratif harus dibentuk. Salah satu faktornya adalah menjaga komitmen untuk terus memberi spirit kreatif-inspiratif kepada para siswa. Dengan spirit ini, guru dapat menciptakan manusia unggul yang penuh dengan kreativitas dan kemampuan kompetitif. Banyak kisah inspiratif disajikan dalam buku setebal 290 halaman tersebut. Kisah-kisah tersebut adalah insight buat para guru untuk memulai menjadi guru yang inspiratif.
2.     Menyukai tantangan dengan terus belajar. Hasil penelitian World Bank menyatakan bahwa faktor dominan penentu daya saing bangsa di abad 21 ini adalah : 1) inovasi (45%), 2) teknologi (30%), 3) jaringan kerjasama (15%), dan sumber daya alam (kontribusinya cuma 10%). Fakta tersebut adalah tantangan bagi guru untuk mempersiapkan peserta didik yang mampu eksis dan bermanfaat bagi kehidupan. Keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi kehidupan pada abad 21 ini adalah : kemampuan komunikasi (communication skills), keterampilan dasar (basic skill) seperti matematika dan bahasa, keterampilan teknologi (technology skills), keterampilan memecahkan masalah (problem solving skills), literasi (kemampuan keterbacaan ) terhadap keberagaman budaya dan bahasa (multicultural/.multilingual literacy), keterampilan interpersonal (interpersonal skills), keterampilan menemukan (inquiry/reasoning skills), keterbacaan terhadap informasi/teknologi digital (information/digital literacy) , dan kemampuan berpikir kritik dan kreatif (critical and creative thinking skills). Bagaimana mungkin seorang guru tidak belajar atau tidak menyukai tantangan belajar sementara tuntutan kepemilikan keterampilan sungguh banyak dan amat dibutuhkan peserta didik? Maka seperti kaidah fiqh mengatakan ”Faqudisysyai laa yu’ti” bagimana dia akan memberi jika tidak mempunyai?.
Â
3.     Mengembangkan ketegasan dan kehangatan dalam kehidupan guru dan siswa. Ciptakan posisi psikologi yang akrab dengan peserta didik. Akrab dengan peserta didik akan membentuk persahabatan,utamanya pada siswa menengah. Namun, akrab bukan tanpa aturan. Aturan tetap diperlukan karena ada privasi guru yang tidakperlu disampaikan kepada siswa. Kombinasi tegas dan hangat ini adalah kombinasi yang pas bila berinteraksi dengan siswa. Tegas berorientasi pada autran. Hangat berfokus pada komunikasi dan hubungan interpersonal. Posisi ini akan menghasilkan tereliminasinya jarak sosial dan psikis peserta didik. Inspirasi yang diberikan guru akan terendapkan pada jiwa dan pemikiran peserta didik. Pada gilirannya peserta didik akan merasakan ”kehadiran” inspirasi yang diberikan guru kepadanya.
Â
4.     Mengelola pembelajaran dgn kisah inspiratif. Guru adalah profesi yang sangat memungkinkan penanaman karakter yang diinginkan sekolah dan nilai-nilai agama. Profesi guru sangat tepat untuk membentuk karakter peserta didik dari sejak TK hingga sekolah menengah atas. Oleh karena itu, amat disayangkan bila rutinitas guru mengajar dilakukan tanpa adanya campur tangan ”inspirasi”. Berikanlah kisah-kisah yang inspiratif untuk disampaikan di sela-sela pembelajaran. Jika pembelajaran berlangsung 2 x 45 menit, siapkanlah 1 atau 2 kisah inspiratif untuk disampaikan kepada mereka. Ada baiknya kisah tersebut berkenaan dengan mata pelajaran atau bab/pokok bahasan/materi yang disampaikan sehingga muatan kompetensi yang akan dibentuk menjadi lebih kaya dengan tambahan unsur bercerita. Sebaiknya pula kisah inspiratif yang disajikan guru adalah kisah nyata. Kisah nyata memberikan nuansa yang lebih kuat untuk mengubah cara pandang peserta didik dalam melihat persoalan kehidupan manusia.

Sekali lagi, guru adalah sumber inspirasi bagi peserta didiknya untuk berkembang. Jangan biarkan kecerdasan multi dimensi peserta didik terabaikan. Tidak dikelola dengan baik oleh gurunya.Guru sekadar rutinitas mengajar atau sekadar menjadi guru kurikulum. Yang lebih baik adalah kombinasi: ia menjadi guru kurikulum sekaligus guru yang menginspirasi. (Suhartono)
Baca Selengkapnya >> Guru Sumber Inspirasi (Renungan Memperingati Hari Guru Nasional 2010)

Rabu, 10 November 2010

Pengumuman Libur Idul Adha dan Edaran Biaya Semester I

Palembang, 10 November 2010

Kepada Yth.
Bapak/Ibu Orang Tua/Wali Murid
Kelas I - VI SD Muh. 06/14 Palembang


Assalamu'alaikum Wr. Wb

Ba'da salam, semoga kita semua tetap dalam rahmat serta ridho Allah SWT.  Amin Ya Robbal Alamin.
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya ujian Semester I TP 2010/2011 dan Libur Idul Adha maka dengan ini disampaikan bahwa:
  1. Libur menyambut Idul Adha dimulai tanggal 15 s/d 20 November dan masuk sekolah kembali pada tanggal 22 November 2010.
  2. Biaya semester I TP 2010/2011 untuk SD Muhammadiyah 6/14, kelas I dan II Rp. 55.000/siswa, kelas III s/d V Rp. 65.000/siswa dan kelas VI Rp. 75.000/siswa
  3. Semester I dimulai tanggal 10 s/d 11 Desember 2010 untuk pelajaran ISMUBAQUR dan tanggal 13 Desember 2010 untuk mata pelajaran umum.
  4. Pembagian Rapor pada tanggal 24 Desember 2010.
Demikianlah pengumuman ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Nasrumminallah Wafathun Qorib
Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Mengetahui,
Majelis Dikdasmen PCM IT. I Plg                  Kepala SDM 6                       Kepala SDM 14
 
dto                                                                 dto                                          dto

M. Nawawi, S. IP                                         Drs. Sahebi AK                    Bainur S, Ag 
NKTAM: 823951                                          NKTAM: 584912                  NKTAM: 752843       
Baca Selengkapnya >> Pengumuman Libur Idul Adha dan Edaran Biaya Semester I

Jumat, 05 November 2010

Kegiatan Up Grading Guru dan Karyawan di Lingkungan Majelis Dikdasmen PCM IT. I Palembang

Hari Sabtu tanggal 30 Oktober 2010, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ilir Timur I Palembang mengadakan kegiatan Up Grading Guru dan Karyawan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan tambahan pemahaman pada Guru dan Karyawan tentang segala hal yang berkaitan dengan organisasi Muhammadiyah. Kegiatan ini diikuti oleh 16 orang peserta yang terdiri dari guru dan karyawan dari SD Muhammadiyah 6/14 maupun SMP Muhammadiyah 4 Balayudha Palembang.


Acara ini dibuka oleh Ketua Majelis Dikdasmen PCM Ilir Timur I Palembang Bapak M. Nawawi, S. Ip. Banyak tambahan pengetahuan yang diperoleh oleh Guru dan Karyawan diantaranya paparan visi dan misi masing-masing guru dan karyawan dalam kiprahnya di Persyarikatan Muhammadiyah, pada sesi ini dipandu pemateri Bapak H. Zainal Affandi, MM. Tidak lupa pula Bapak Drs. Amiruddin Aziz sebagai Ketua PCM IT. I memberikan materi tentang praktikum Tadarus Al-Qur'an, disini setiap peserta wajib mempraktekkan bacaan Al-Qur'an nya dengan tajwid yang baik dan benar.

Guru dan karyawan pun dibekali pengetahuan tentang Kaifiyat Istinja, Istijma, Wudhu/Tayamum, dan Mandi Wajib yang diberikan materinya oleh Bapak Abdullah Sani, BA. Tak kalah menariknya, Bapak Drs. Daluddin pun menyampaikan materi tentang Praktek Sholat Wajib menurut Sunnah Rasulullah. Kegiatan ini berakhir pukul 14.00 WIB, penutupan dilaksanakan oleh Panitia dari Majelis Dikdasmen PCM IT. I
Baca Selengkapnya >> Kegiatan Up Grading Guru dan Karyawan di Lingkungan Majelis Dikdasmen PCM IT. I Palembang

Selasa, 02 November 2010

Izzah Atqa, Juara Kelas Sejak Kelas Satu

Assalamu'alaikum, mudah-mudahan Allah selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya pada kita semua, siswa dan siswi, guru, karyawan di lingkungan Muhammadiyah Balayudha Palembang. Amin Ya Robbal Alamin. Untuk mengisi Rubrik Siswa Berprestasi, kali ini kita akan menampilkan salah satu siswi berprestasi dari SD Muhammadiyah 14 kelas 6 B, untuk siswa SD Muhammadiyah 6 ? jangan sewot dan khawatir dulu he...he..., kami akan menampilkan secara bergiliran.

Nama siswi tersebut adalah Izzah Atqa. Mengapa harus Izzah yang ditampilkan pada edisi pertama pak? ssst..tenang dulu, mau tau nggak? Izzah itu juara umum lho? juara umum? yup, Izzah punya prestasi juara kelas sejak kelas 1 SD. Ini yang perlu kalian tiru, prestasinya. Putri kedua dari dua bersaudara pasangan bapak Firdinan dan Yuslifah ini sangat serius pada setiap pelajaran yang diikutinya.Izzah sangat menyukai pelajaran Matematika dan IPA, pelajaran yang banyak ditakuti oleh siswa dan siswi dimanapun berada.

Waktu ditanya cita-cita bila dewasa nanti, dengan semangat Izzah mengatakan bahwa ia ingin jadi seorang Akuntan. Itu lho, orang yang kerjanya gak jauh dari masalah keuangan. Cita-cita yang mulia tentunya. Pisang goreng merupakan masakan kesukaannya. Wah kalo yang ini kita salut deh, pisang goreng kan termasuk makanan tradisional sementara banyak teman kita yang lain hobi makanan barat seperti Hamburger, Fried Chicken. Izzah yang dilahirkan di Palembang, 11 September 1999 di akhir wawancara punya kata yang selalu memotivasinya dalam belajar yaitu jangan berhenti berusaha untuk meraih cita-cita. Yah, pasti semua setuju dengan semangatnya Izzah tersebut.

Nah, kalian seharusnya bisa meniru prestasi Izzah Atqa, dengan tekun dan rajin belajar, menghormati teman, guru dan orang tua serta tidak lupa selalu beribadah kepada Allah SWT. Mudah-mudahan kalian semua dapat jadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa negara dan agama. Oh ya, hampir lupa yang mau kenalan boleh mampir ke alamatnya Izzah Jl. HBR Motik Komplek Kelapa Indah Blok C No. 10.



Baca Selengkapnya >> Izzah Atqa, Juara Kelas Sejak Kelas Satu

Selasa, 26 Oktober 2010

Hasil Karya Siswa Kelas IV E SD Muhammadiyah 14 (Pelajaran Komputer)

Assalamu'alaikum. Bapak/Ibu  Guru dan anak-anak SD Muhammadiyah Balayudha yang kita banggakan ! Senang sekali berjumpa kalian di blog/website yang baru ini. Kali ini postingan saya akan menampilkan kreativitas dari siswa dan siswi kelas IV E SD Muhammadiyah 14 untuk mata pelajaran yang saya bimbing, komputer. Bagi yang lain jangan khawatir, pada kesempatan selanjutnya Insya Allah kelas kalian dapat giliran satu per satu untuk ditampilkan di rubrik Kreativitas Siswa. Tidak hanya terbatas pada pelajaran Komputer saja, semua hal yang bermanfaat serta positif di lingkungan sekolah kita berhak dan wajib tampil di blog ini. Bila kalian menyukai menulis cerpen atau puisi, punya hobi melukis, atau bahkan memiliki prestasi yang belum diketahui oleh teman-teman yang lain, cepat-cepatlah menghubungi Admin rubrik ini. Kami akan senang hati membantu kalian untuk menampilkannya di weblog ini. Soal bayaran? Oh jangan takut, weblog ini tidak memungut biaya sepeserpun alias GRATIS....tis....tis. Eh hampir lupa, buat Bapak dan Ibu Guru atau pun karyawan di lingkungan SD Muhammadiyah Balayudha pun dapat memberikan kontribusi pada weblog ini, dengan mengirimkan artikel/informasi mengenai dunia pendidikan atau apa saja, bahkan bila ada yang ingin diwawancarai (he...he.. kayak wartawan aja) kami akan menampilkannya secara gratis pula. tapi ada syaratnya lho, semua artikel tersebut tidak ada unsur SARA, menjelekkan orang lain, atau bertentangan dengan ajaran agama. Mudahkan syaratnya ! nah kalo mudah, buruan kirim ke kami supaya cepat ditayangkan. 

Hhm, hampir lupa ngelanjutin ceritanya. Seperti biasa, setiap hari Senin, saya sebagai Instruktur Komputer memberikan materi pelajaran Komputer di kelas IV E SD Muhammadiyah 14 Balayudha. Oh ya, wali kelas IV E adalah Ibu Sugiarti yang lebih akrab dipanggil Bu Ragil. Di kelas ini, antara pelajaran teori maupun praktek dilakukan secara bergantian. Bila minggu ini teori, minggu depannya kami melaksanakan praktek. Masuk di kelas ini bagi saya merupakan sesuatu yang menyenangkan. Jumlah muridnya yang hanya 30 orang saja, sangat membantu saya dalam menyampaikan pelajaran. Nah, di kelas ini ada nama beberapa siswa yang selalu saya ingat. Ada Adinda yang juara kelas, ada Anet yang sering ngambek, Daffa yang gendut dan kekar dan banyak siswa cerdas lainnya. eh, satu lagi hampil ketinggalan si Zaki (he...he...) ini yang agak spesial. Pasti kalian bertanya apanya yang spesial? Jawabannya....rahasia dong. Biar saya, murid kelas IV E dan bu Ragil aja yang tahu.  Pokoknya, seperti yang lain, Zaki pun adalah anak yang baik.

Senin kemarin tanggal 25 Oktober, saya memberikan tugas pada seluruh siswa  IV E. tugas apaan pak? tugas sederhana. Saya hanya menugaskan pada mereka untuk menggambarkan komponen-komponen komputer yang mereka ketahui setelah beberapa kali melaksanakan teori dan praktek. Kok disuruh menggambar pak? tujuannya apa sih? ini kan bukan pelajaran KTK. Tujuannya? baiklah, kali ini saya hanya ingin melihat kreativitas dan ingatan yang ada di benak mereka mengenai komputer baik yang ada di sekolah maupun di rumah. 

Setelah diberikan petunjuk, mulailah mereka menggambarkan perangkat-perangkat komputer tersebut. Bentuknya? ha...ha...bermacam-macam ada yang menggambarnya sangat lengkap sekali. Lengkap gimana pak? Ya lengkap, sebuah komputer beserta mejanya. Ada lagi komputer sekalian orangnya. Ada lagi yang lebih lengkap, komputer beserta ruangan dan perabotan yang ada. Dalam menggambar, ada yang menggunakan pena atau pensil. Inilah kreativitas mereka yang sangat saya hargai. Walaupun bermacam bentuk digambarkan di atas kertas. Mereka mencurahkan apa yang ada di benaknya. Suatu kreativitas yang harus diasah terus agar menjadi tajam dan bercahaya bagi masa depan mereka.

Mau lihat hasil karya mereka? Jangan khawatir, di bawah ini saya tampilkan. Sebelumnya saya mohon maaf, hanya dapat menampilkan 12 gambar saja, tapi bukan berarti yang tidak ditampilkan tidak bagus atau pilih kasih. Karena saya khawatir dengan terlalu banyak gambar akan membuat postingan kali ini menjadi berat.

Hasil karya Puteri Vareri Angelita K

Hasil karya M. Fazel

Hasil karya Haris

Hasil karya Rahma Dewi SW, Adinda Salvia Larisa, Vyonna Aleta F
Hasil karya Rafliy D
Hasil karya M. Daffa Dityo

Hasil karya M. Fernando Akbar
Hasil karya Ahmad Fajri
Hasil karya Wanda dan Sifa
Hasil karya Dariah Meitaza, Aisyah Salsabila, Annisa Shasniya, Jasmine Rani


Hasil karya Balqis, Angie, Yudha
Hasil karya Randi
 Selamat ya nak ! hasil karya di atas bagus-bagus semua. Terus tingkatkan kreativitas kalian dengan selalu belajar, hormat dan berbakti pada orang tua maupun guru. Dan jangan lupa selalu beribadah kepada Allah SWT. Salam hangat dari saya, Instruktur Komputer, M. Chandra Panjinata

Nasrumminallah Wafathun Qorib
Wassalamu'alaikum Wr. WB
Baca Selengkapnya >> Hasil Karya Siswa Kelas IV E SD Muhammadiyah 14 (Pelajaran Komputer)

Senin, 25 Oktober 2010

Yang dapat dilakukan seorang Guru adalah................


Pada jamuan makan malam KOPDAR para tamu sedang duduk mengelilingi meja dan berdiskusi tentang kehidupan. Diskusi mulai dari hal yang ringan-ringan sampai yang berat-berat. Mulai dari topik edukasi, ekonnomi, polhukam sampai hal-hal yang ekstra.Salah seorang tamu yang masih muda dan berprofesi sebagai CEO berdiri dan berbicara untuk menjelaskan masalah pendidikan. CEO muda ini bertanya kepada hadirin ”Apa yang bisa dipelajari oleh anak didik dari seorang yang telah memutuskan bahwa pilihan yang terbaik dalam hidupnya adalah menjadi seorang guru? “Sebagai seorang pendidik Om Jay berdiri dan bertanya: ” Hai anak muda apa maksud anda?”

CEO: Apakah anda seorang guru?

Om Jay: Ya….! saya seorang guru dan blogger kompasiana.

CEO: “Bagus-bagus (mode:Rhoma Irama pada iklan kartu AS). Kau seorang guru Om Jay, jujur katakan apa yang telah anda lakukan dalam hidup ini? “Om Jay, yang sudah memiliki reputasi untuk kejujuran dan keterusterangan kemudian menjawab, “Kau ingin tahu apa yang dapat saya lakukan?

Om Jay berhenti sejenak menghela nafas, lalu mulai kembali…“Yah, aku membuat anak-anak bekerja lebih keras daripada apa yang mereka pikir bisa lakukan.

“Saya membuat anak-anak betah duduk di dalam kelas selama 40 menit di mana orangtua mereka tidak mampu melakukannya selama 5 menit tanpa I-phone, I-Pod, Game Cube, Internet, Play Station, Chatting, Facebook, Twitter atau menonton film di televisi.

”Saya menjadikan anak-anak tumbuh dan berkembang yang mengagumkan. Pertanyaan-pertanyaan yang kuberikan membuat mereka terangsang untuk berpikir dan menemukan jawaban. Dari sanalah kelak dia akan menjadi solving problem yang mengagumkan.”

” Jika mereka berbuat salah aku akan mengajarkan untuk meminta maaf dan bertanggungjawab atas segala kesalahannya. Dari situlah dia akan menjadi pribadi-pribadi yang ksatria, jujur dan amanah. Saya menjadikan mereka memiliki rasa hormat pada sesama dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.”
“Saya mengajarkan mereka cara untuk menulis dan aku membuat mereka suka menulis. Keyboard bukanlah segalanya bagi mereka kecuali ingin menjadi blogger seperti saya.”

“Saya mengajarkan mereka membaca, membaca, membaca. Membaca mulai dari segala dimensi keilmuan sampai membaca tanda-tanda kebesaran Ilahi.”

“Aku mengajarkan mereka cara mengerjakan soal matematika dengan menggunakan otak ciptaan Tuhan, bukan dengan kalkulator buatan manusia apalagi komputer. Ini namanya pamali kalau di sekolah kami!”
“Saya mengajarkan siswa mengenal adat budaya, bahasa, sejarah, ekonomi, politik negara- negara lain tetapi tetap menjunjung tinggi bahasa, adat budaya negeri sendiri sebagai jatidiri budaya bangsa yang unik di pentas percaturan dunia.”

“Saya menjadikan kelas sebagai tempat di mana semua murid merasa aman, belajar berkehidupan sosal dan sekolah tempat mereka belajar bermasyarakat dan berorganisasi. Menjadi pemimpin dan dipimpin. Mengerti hak dan mejalankan kewajibannya.”

“Saya yang mengajarkan anak tentang nasionalisme. Mengucapkan Ikrar Kesetiaan kepada bangsa dan negara, menghormati bendera Merah Putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya karena mau tidak mau negeri inilah yang membesarkan mereka.”

“Pada akhirnya, saya menasehati mereka jika mereka menggunakan karunia pemberian Tuhan, bekerja  keras dan cerdas, selalu mengikuti kata hati nurani yang suci, niscaya mereka dapat berhasil dalam kehidupan. “Om Jay kembali berhenti sejenak (menghela nafas) dan kemudian melanjutkan…….

“Kemudian, ketika orang mencoba untuk menilai apa yang telah diperbuat oleh seorang guru? katakanlah uang atau materi bukanlah tolok ukur pencapaian. Seorang guru dapat menegakkan kepala tinggi-tinggi sambil berkata ” Anda ingin tahu apa yang dapat saya lakukan?

“Aku telah membuat anak manusia menjadi BERBEDA! Berbeda cara berpikirnya, berbeda perilakunya, dan berbeda pribadinya.”

Om Jay: Lalu apa yang telah anda perbuat Mr. CEO? CEO muda mulutnya terkunci, dia hanya tnduk terdiam.

Seketika itu seantero ruangan para hadirin menyanyikan lagu Hymne Guru:

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti tanda baktimu
Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan insan cendikia

Dirangkum dari berbagai sumber untuk para guru.

Sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/22/tribut-untuk-para-guru/
Baca Selengkapnya >> Yang dapat dilakukan seorang Guru adalah................

Sabtu, 23 Oktober 2010

Do'a Seorang Ayah

Itu sepenggal puisi karya Jenderal Douglas MacArthur, seorang jenderal yang menjadi pahlawan Amerika Serikat pada Perang Dunia II. Tadi pagi pada talkshow di jaringan radio Sonora, saya membaca puisi tersebut secara utuh. Sungguh, sebuah puisi yang menyentuh. Meski sudah berusia lebih dari setengah abad, puisi itu tak lekang karena waktu. Puisi itu terus up-to-date sampai kini karena menyentuh hakiki kehidupan manusia. Puisi tersebut ditulis seorang ayah untuk anaknya tercinta yang pada saat itu masih berusia 14 tahun.
Saya sengaja memenggal kutipan puisi itu pada bagian tersebut karena ada makna mendalam soal tantangan kehidupan. Jika kita terbiasa berada dalam kehidupan yang mudah, kita akan tumbuh menjadi manusia yang lemah. Namun sebaliknya, jika kita terbiasa dengan jalan kehidupan yang terjal dan berliku, kita akan tumbuh menjadi manusia yang kuat, tegar, tahap uji, tak mudah menyerah, kreatif, dan sebagainya - karena sudah teruji dengan segala cobaan dan rintangan.

Netter yang luar biasa!

Itulah yang diharapkan sang jenderal dari putranya. Ia berharap si anak mendapat hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan, karena melalui kesulitan itu anaknya akan teruji.
Itu sesuai pula dengan rangkaian kata-kata mutiara yang sering saya kemukakan: "Kalau Anda lunak pada diri sendiri, kehidupan akan keras terhadap Anda. Namun, kalau Anda keras pada diri sendiri, maka kehidupan akan lunak terhadap Anda."
Karena itu, kita patut bersyukur jika mendapat kehidupan yang sulit. Itu artinya, kita mendapat kesempatan untuk mengasah diri agar menjadi manusia yang kaya mental. Orang yang kaya mental memiliki bekal yang kuat untuk sukses di masa depan. Dan itu tak cuma yang diharapkan Jenderal MacArcthur melalui puisinya tersebut, tetapi diharapkan pula oleh kita semua.
Bagaimana teman-teman?

Baca Selengkapnya >> Do'a Seorang Ayah

Rabu, 20 Oktober 2010

HAMKA, Sosok yang Mengajarkan Kesederhanaan

“Saya masih teringat dalam satu kongres, kaki saudara Udin terletak diatas dada Mr. Kasman, dengan tidak sengaja lantaran kepayahan sesudah rapat. Dan kepala saudara Sudirman (almarhum Jenderal Sudirman), satu bantal dengan kepala saudara Muljadi Djojomartono. Dan saudara Tjitrosuwarno gelisah mendengar keruh (dengkur) saudara H. Abdullah dari Makassar.”(Tulisan Hamka yang dimuat di Muhammadiyah Nomor 31 Januari 1953)
Cerita ini, ketika saya baca langsung menyentuh relung hati saya yang paling dalam. Otak saya berfikir dan menggambarkan kondisi saat itu yang sangat jelas di ceritakan oleh Buya Hamka. Hati saya saya pun langsung rindu untuk mengalaminya dan ingin berada dalamnya. Suasana dengan penuh kesederhanaan dan penuh semangat dalam bermuhammadiyah. Otak saya terus saja berfikir, mungkin saking sederhananya fenomena itu bisa terjadi. Ruang yang sempit, ini tergambar jelas dengan adanya kaki yang naik ke dada Mr. Kasman. Serta minimnya fasilitas seperti kurangnya bantal sehingga harus satu bantal dua orang.
Hari ini, menjelang satu abad Muhammadiyah, cerita itu sepertinya hanya akan menjadi kenangan. Cerita yang suatu saat akan menjadi dongeng penghias tidur anak cucu kita kelak. Megapa? Karena memang Muhammadiyah telah berubah. Perubahan itu ditandai dengan adanya gejala elitisme gerakan di pengurus Muhammadiyah. Banyak kita saksikan pimpinan Muhammadiyah yang membentuk dirinya menjadi kaum elit, atau membangun citra elit dalam dirinya. Sehingga mereka yang berada pada tataran structural paling bawah dalam persyarikatan memandangnya seolah sangat tinggi.

Harus kita akui bahwa Muhammadiyah memang megah dari luar, tapi keropos dari dalam. Kekurangan kader merupakan contoh real yang suatu saat membuat Muhammadiyah hanya tinggal nama. Anehnya gejala ini seolah hanya sebuah cerita tanpa penyelesaian yang serius. Melihat Muhammadiyah yang akan datang, lihatlah kader Muhammadiyah hari ini, sayangnya kader yang disiapkan itu kurang, malah tidak ada. Perhatian terhadap pembinaan kader ini yang mesti dan segera menjadi prioritas gerakan kita.

Menjelang satu abad memang kita mesti berbenah, belajar dari sejarah adalah salah satu jalannya. Ketika saya membayangkan menjadi bagian dalam cerita Buya Hamka tadi, maka saya akan memilih tidur satu bantal dengan Jenderal sudirman yang menjadi idola saya sejak kecil. Atau dengan Mr. Kasman agar seliruh isi otaknya yang penuh muatan ilmu bisa saya pindahkan ke kepala saya.

Saya juga sering melihat para pimpinan Muhammadiyah seolah menjadi kaum elit, susah ditemuin, orientasi gerakan yang tidak lahir dari semangat para founding father. Belum lagi pada tataran pimpinan amal usaha. Saya sering mengurut dada karena banyaknya pimpinan amal usaha yang membuat dirinya bak raja. Tidak nurut dengan pimpinan persyarikatan, bahkan ada yang berani melawan. Sungguh kehidupan bermuhammadiyah yang membuat semangat saya runtuh seketika.

Jujur, secara pribadi rindu dengan sosok seperti Pak AR. Sosok yang sangat zuhud, memandang kehidupan dengan begitu sederhana sehingga kehidupan setenang air yang mengalir. Potret kehidupan seperti yang di gambarkan Buya memang sudah tidak ada, alasannya mungkin karena zaman telah maju, fasilitas sudah lengkap dan sayang jika tidak digunakan. Namun menjadi diri yang sederhana dan bersahaja ditengah pusaran globalisasi merupakan mutiara di tengah gubangan lumpur. Saatnya memang kita kembali kepada ruh perjuangan yang sudah ditanamkan sejak dulu. Orientasi profit harus kita buang jauh-jauh, karena Muhammadiyah lahir ditengah kesulitan masyarakat akiibat penindasan penjajah. Orientasi social dan dakwah mesti menjadi priorotas utama. Mudah-mudahan sekolah Muhammadiyah yang mahal hanya cerita dongeng belaka, dan sekolah murah dan berkualitas betul-betul menjadi realita dan bukan dongeng.

Di akhir tulisan Hamka menyebutkan, “segala kesulitan telah pernah kita atasi, dengan sikap diam, tenang dan maaf. Ketahuilah bahwa Indonesia ini masih banyak “adik-adik” yang harus kita didik dengan keteguhan hati. Sjiblih berkata, ‘Teladanlah kayu di rimba. Dilempar orang dia dengan batu. Lalu dibalasnya dengan buah. Sebanyak batu naik, sebanyak buah turun.”

Baca Selengkapnya >> HAMKA, Sosok yang Mengajarkan Kesederhanaan

Sang Pencerah : Kisah Perjuangan Ahmad Dahlan

Bertempat di kantor Muhammadiyah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat,  Multivision Pictures kembali memperkenalkan film terbarunya. Menggandeng sutradara handal Hanung Bramantyo, film berjudul Sang Pencerah yang mengangkat kisah pendiri Muhammadiyah K.H. Ahmad Dahlan akan segera meramaikan perfilman Indonesia.

“Sang Pencerah memang menceritakan tentang kisah K.H. Ahmad Dahlan, namun dibalik itu semua film ini bercerita tentang perjuangan. Di dalamnya berisi tentang semangat anak muda, patriotisme anak muda dalam merepresentasikan pemikiran-pemikirannya,” ujar sang sutradara saat syukuran film Sang Pencerah di Menteng (18/05).

Rencananya film Sang Pencerah akan memulai proses produksi pada 21 Juni dan diperkirakan akan memakan waktu 35 hari untuk pengambilan gambar. Untuk syutingnya sendiri sang sutradara telah menentukan tempat yang pas untuk setting film yang berlatar tahun 1800 ini.

“Film ini akan memulai syuting di Yogya, Ambarawa Semarang, Jakarta dan Bogor. Sebenarnya setting utama film ini ada di Yogya dan lebih sempit lagi di Kauman, di sekitar keraton Yogya,” tutur suami Zaskia Mecca itu. Ditambahkan Hanung alasan pemilihan keempat kota itu juga dimaksudkan karena menurutnya sudah sangat sulit menampilkan kembali set kota Yogya khususnya Kauman di tahun 1800.

Sang Pencerah rencananya akan dirilis pada lebaran tahun ini dan merupakan salah satu film yang sudah lama ingin dibuat oleh Hanung, namun karena keterbatasan dana, film ini baru bisa diproduksi sekarang. Film yang menghabiskan dana sekitar 12 miliar rupiah ini akan diperkuat oleh Slamet Rahardjo, Lukman Sardi, Sujiwo Tejo, Giring Nidji, Ikranegara dan Zaskia Mecca.

Baca Selengkapnya >> Sang Pencerah : Kisah Perjuangan Ahmad Dahlan

RPP, KTSP dan Silabus

Bagi Bapak dan Ibu guru yang sedang mencari RPP, Silabus dam KTSP, silahkan didownload secara gratis, semoga bermanfaat : Untuk SD/MI: PAI (Pendidikan Agama Islam), download disini kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 4, kelas 5, kelas 6 PKn (Pendidikan Kewarganegaraan), download disini kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 4, kelas 5, kelas 6 IPS, download disini kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 4, kelas 5, kelas 6, Silabus 1, 2, 3 Bahasa Inggris kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 4, kelas 5, kelas 6 Sains kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 4, kelas 5, kelas 6 Bahasa Indonesia kelas 1 - 6 download Silabus, download RPP Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 4, kelas 5, kelas 6 Silabus Pembelajaran Tematik kelas 1, kelas 2, kelas 3
Baca Selengkapnya >> RPP, KTSP dan Silabus